Saya sendiri lupa kapan terakhir menulis di blog lagi? Padahal dulu selalu punya niat untuk terus update minimal 1 kali seminggu. Niat tinggal niat. Cukup niat. Seperti yang mereka selalu katakan padaku. Pemberi Harapan Palsu. Cuih... Aku benci mendengar itu
Mungkin karena blog sudah tidak sekaliber sosial media lainnya. Akhirnya jadi jarang kubuka. Aku lebih senang melihat timeline instagram dan membalas pesan di WA. Sesekali di line dan BBM jika itu penting. Tapi mungkin hanya sampai malam ini siklus itu terjadi.
BBM sudah ku nonaktifkan. Begitupun instagramku yang sudah kuhapus fotoku yang penuh cerita. Anggap saja ku hapus cerita yang dari tahun 2013 ku simpan. Waktu dulu aku mengupload sebuah momen, bukan sekedar nyampah seperti para selegram itu. Yah, setiap foto punya cerita. 1 foto dengan beribu cerita, bukan 1000 foto dengan 1 cerita seperti para anak alay itu.
Aku sedang benci sebenci bencinya kepada diriku. Tolol. Entahlah, malam ini aku lepas kontrol, mungkin karena mencari pelampiasan hingga akhirnya ku hapus ceritaku di situ. Tapi tak apa, tidak baik kalau mau menyesal. We must go on.
Malam ini semesta kurang mendukung. Terlebih ketika dirimu mengharapkan dukungan, namun hanya todongan senjata yang kau dapatkan. Alhasil, aku pun ikut emosi. Sumber kehidupanku bermasalah. Marah mungkin setelah kupukul. Aku ingat 3 kali pukulan yang menyebabkan alat bantunya pun rusak. Terkadang dibawah tekanan aku menjadi buas, apalagi menyangkut hati. Terlalu sensitif untukku.
Mungkin seharusnya aku tidak mengharapkan sedikitpun dari manusia. Walaupun banyak orang yang selalu kunasehati seperti itu. Jangan mengharap dari manusia. Seperti boomerang, sekarang menimpaku.
Besok dan beberapa hari kedepan akan penuh dengan kejutan. Masa bodoh dengan pengharapan kepada manusia. Tidak mau lagi. Walaupun ada hati kepada manusia itu. Tidak pernah lagi mau berharap. Aku sendiri bisa berjuang. Kalau mau bantu aku syukuri dan ku ucapkan terima kasih. Tapi aku tidak mengharap. Cukup kau sikapi sendiri.
Kutulis postingan ini dengan hati yang tidak tau sedang merasa apa. Apakah benci, atau mungkin bahagia? Entahlah. Persetan dengan perasaan! Just keep moving on! Terima Kasih telah membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar