Rabu, 30 Oktober 2013

Prosa Redup Malam

Feel so Empty..
Malas gerak, maunya santai
Tugas terabaikan. jadinya kurang produktif.
Tengok kanan dapat kamera, sebelah kiri dapat korek api.
Sudah lama tidak motret
Ya sudah, langsung Action....


Mungkin seperti itu gambaran saya sekarang, dalam gelap yang ada cuman sedikit cahaya. Banyak arti yang bisa dideskripsikan. Deskripsikan sendirilah, sudah hak semua orang untuk bebas berekspresi. Good Night :)

Selasa, 29 Oktober 2013

Orang Tuamu Pasti Bahagia Nak!

Diantara sekian banyak orang yang kita kenal, mungkin ada beberapa diantara mereka yang hidup dengan ketenaran dan kebahagian dari gemerlap dunia. Tapi, terkadang ada beberapa diantara mereka yang justru hidup mengecewakan. Mereka hidup sebagai penggemis. Mereka menggemis kepada orang tua mereka. Mereka hanya bisa mengandalkan orang tua mereka. Bahkan mereka terlihat lebih hina dari penggemis. Penggemis meminta dengan memelas untuk diberi, sedangkan mereka hanya sekedar meminta dan kemudian diberi. Saya lebih menghargai penggemis dari pada mereka yang hanya mampu menggemis kepada orang tua mereka, apalagi kalau hanya untuk dipamerkan dan pengakuan dari kalangannya.

Ingat bung, yang mereka pegang itu hanya harta orang tua. Hasil keringat dari orang tuanya. Itupun titipan dari Tuhan. Mereka mendapatkan hasil itu secara cuma-cuma, bukan untuk hal yang berguna melainkan untuk mendapat sorotan mata dan integritas dari kalangannya. Saya lebih menghargai orang yang memiliki sesuatu yang pas-pasan dengan jerih payah sendiri, dari pada mereka yang memiliki sesuatu yang mewah tetapi dari hasil orang tua mereka. Ingat bung, masa depan masih panjang. Sampai kapan kalian mau bergantung kepada orang tua. Apakah orang tua kalian abadi? Orang tua selalu ingin berguna dan membahagiakan kita. Nah, kita sendiri apakah sudah berguna dan membahagiakan orang tua kita? Mungkin, mereka hanya akan terus bergantung dan bersembunyi di belakang orang tua mereka hingga orang tua mereka sendiri yang berhenti memberi asupan.

Bicara soal ini, semuanya terkadang jadi serba salah. Orang tua yang ingin membahagiakan anaknya malah memfasilitasi tanpa memikirkan memikirkan efek samping. Dengan mudah orang tua memberi, dan dengan mudah pula anak itu membuang apa yang diberi. Pengawasan orang tua hanya kabut malam yang muncul sesaat dan pada waktu tertentu. 

Sudahlah, biarkan mereka yang merasakan karmanya. Untuk kita yang masih sadar, renungkan apa yang kita dapatkan dan berikan kepada orang tua kita. Apakah sudah sepantasnya kita hamburkan pemberiannya atau lebih baik jika kita konversi ke hal positif yang menunjang masa depan. Alangkah lebih baiknya jikalau kita menjadi lebih produktif dan mandiri. Bahagiakan Orang Tua Kalian, Bukan Manfaatkan Orang Tua Kalian 

Jumat, 25 Oktober 2013

Kampus 2

Holaa.. Aku mau sedikit berbagi tentang tempat dimana aku akan sering menghabiskan waktu ketika aku sedang di rumah.


Aku tinggal di rumah sederhana berlantai 2. Di lantai 2 aku berkuasa sepenuhnya. Sebelumnya, tempat ini adalah tempat kerja ayah. Memang sudah jarang digunakan dan ayah sedang sibuk di Yogya. Ketika ayah pulang ke Makassar, ayah hanya mengerjakan tugasnya di lantai dasar. Jadi, aku mengubah tempat kerjanya menjadi tempat kerjaku. Aku menyebutnya "Kampus #2 FTG-UH".

Kampus #2 FTG-UH (baca: Kampus Dua Fakultas Teknik Gowa Unhas). Itu karena aku kuliah di Fakultas Teknik Unhas di Gowa. Dan kemungkinan terbesar tugas kuliah (laporan, gambar, dsb) akan aku kerjakan di tempat ini. Maaf kalau terkesan norak.

Tempat dan nama yang sangat sederhana. Tapi kita tidak tahu sejarah apa yang akan lahir dari tempat ini. Karena banyak sesuatu tercipta dari tempat ini. Biarkan masa depan menjadi misteri, karena kelak kita akan memecahkan misterinya.



#Arsip Masa Depan, Biarkan Masa Depan yang Menjawab

Kamis, 10 Oktober 2013

Why Always 'Engineering'



Gue sepertinya sudah ditakdiran oleh Tuhan untuk menggeluti dunia teknik. Bokap gue orang teknik. Sahabat SMA gue pada kuliah di Teknik. Teman Band gue rata-rata anak Teknik. Nama gue ada di 2 kampus, terdaftar sebagai anak Teknik. Hidup gue dipenuhi sama Antek (Anak Teknik). Sekarang penampilan gue mulai  kembali menjurus ke 'Teknik Style' kalau keluyuran. Bayangin aja dengan muka baby face berambut mulai gondrong, dengan kaos oblong hitam dan celana jeans robek. Lengkap dengan sandal gunung. 

Insya Allah gue cari istri dari kalangan teknik juga. hihiwww...

Mari kembali ke masalah utama....

Coba hitung dalam hidup kalian berapa kali mendengar kalimat 'Maaf, ada kesalahan teknis'. Atau ada yang biasa dengar 'wahh, kayaknya tekniknya salah deh'?. Atau mungkin kalimat lain yang di putar-putar dan tetap menyinggung masalah teknik?. Jika lo ada yang bisa ngehitung problem tersebut. Gue siap kabulin semua permintaan lo. Walaupun lo adalah nenek-nenek tua yang udah lowbat dan minta di kawinin.

Sebelum gue melangkah lebih jauh. Gue pengen paparin dulu sekilas tentang teknik atau 'engineering' menurut mbah wikipedia. 


Engineering is the application of scientificeconomic, social, and practical knowledge in order to design, build, and maintain structures, machines, devices, systems, materials and processes. It may encompass using insights to conceive, model and scale an appropriate solution to a problem or objective. The discipline of engineering is extremely broad, and encompasses a range of more specialized fields of engineering, each with a more specific emphasis on particular areas of technology and types of application.


Kurang lebih kayak gitulah penjelasannya, yang jelas dimana-mana orang teknik selalu kena bagian kalau ada kesalahan. Gue bisa anggap orang teknik sebagai 'Error Specialist'. Gimana nggak? Dimana-mana selalu disalahin. Jalanan rusak, orang teknik disalahin. Bangunan rubuh, orang teknik disalahin. Situsnya kena hack, orang teknik disalahin. Komputer rusak, orang teknik disalahin. Schedule acara gak jalan, orang teknik disalahin. Panci emak lo gosong, orang teknik disalahin. Pacar lo hamil, orang teknik disalahin. Bahkan mungkin kalau bulu ketek lo kurang, orang teknik bakalan disalahin. dst.... Pokoknya semua tangan nunjuk ke orang teknik kalau ada kesalahan.

Padahal, lo seharusnya tau kalau banyak nyawa manusia bergantung pada orang teknik. Liat aja jalan, bangunan, alat elektronik, kendaraan, dsb. Yang buat siapa coba? orang Teknik cuyy.. Makanya gue berani bilang kayak gini. "Kalau dokter buat kesalahan, nyawa yang melayang cuman 1. Tapi kalau Engineering buat kesalahan, bisa sampai ratusan, ribuan bahkan jutaan nyawa melayang". Syukur aja orang teknik itu masih bakalan terus eksis, walaupun berat di salahin melulu.

so, Why Always 'Engineering' ??

Tadi pagi gue dapat jawaban yang pantas dari bokap gue yang notabenenya adalah Orang Teknik. Beliau mengatakan:


"Jadi Orang Teknik itu Belajar dari Kesalahan, Bukan Belajar dari Kebanggaan"



Terhentak gue telan ludah *glek. Merenung sejenak dan berkata dalam hati. "Ia juga yahh...". Beribu pertanyaan, argumentasi, dan alasan muncul serentak. Buat teman-teman kalau baca juga mungkin bakalan bereaksi seperti yang gue alami.

Intinya menurut gue, Jadi Anak Teknik Itu Menyenangkan, Tapi Susah Dijalani :) So, Enjoy...