Selasa, 24 November 2015

Gambar Hati




Lihat bingkai itu, indah bukan. Tapi sayang kosong.

Lihat huruf A itu, huruf pertama dan besar, tapi pendampingnya 13. Sial

Belum lagi hati di cangkir itu terlihat retak.

Gantungan kunci itu seperti emas, tapi tidak lebih dari pemanis

Syukur ada asbak, hanya tempat menaruh ampas rokok, tapi menyuruh untuk "ganti" atau aku artikan sebagai "berubah"

.
Gambar ini menjelaskan banyak hal
Tentang saya yang pernah ada

Zodiac Cafe
24 Nov 2015
22.55 WITA

Senin, 16 November 2015

Perihal Membenci

Aku benci
Benci tapi tidak benci
Tidak sebenci ketika ku sedang membenci
Benci ini menyiksa
Benci yang tidak tahu harus kemana
Tapi aku merasa hina tanpa benci
Benci ini menyiksa
Benci harus membenci
Meski benci tak tahu kemana.

Benci yang telah membenci, berbencilah.

Senin, 09 November 2015

Selamat Hari Pahlawan

Selamat hari PAHLAWAN. 10 November 2015.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Bagaimana kalian memaknai hari ini? Kalau dipikir dengan hikmat, ini hari yang bersejarah. Bagaimana tidak, momentum perayaan terhadap mereka yang dahulu bersimbah darah berjuang untuk memerdekakan Indonesia diperingati hari ini. Bagaimana kita menyikapinya?

Mari merenung sejenak...
Pertanyaan yang sederhana...
Apa yang telah negara ini berikan kepada kita?
Apa yang telah kita berikan terhadap negara ini?


Memang, dalam pikirku negara ini masih jauh dari kata merdeka. Kita masih dijajah bangsa sendiri. Namun, kalau dipikir lebih jauh. Negara ini telah memberi kita kehidupan. Keluarga, sahabat, ilmu, dan pola pikir kebanyakan kita dapatkan di tanah ini. Tanah INDONESIA. Tanah yang diperjuangkan leluhur kita, PAHLAWAN kita.

Sekarang Indonesia sudah merdeka (katanya). Tapi, bukan perang seperti dahulu yang kita hadapi. Melainkan pola pikir dan penjajahan dari luar maupun dalam negeri. Terlalu banyak orang serakah. Pemuda sekarang melupakan budaya buminya dan memilih budaya bumi lain disebelah barat.

Negara ini hanya butuh pemberi solusi, bukan manusia yang hanya berbangga diri dengan argumen, membungkus diri dengan harta untuk dipandang, atau merasa menjadi raja diatas awan hanya karena jabatan sementara. Mereka semua manusia semena- mena. Padahal, kebanyakan didapatkan dari pikiran kotor dan licik.

Generasi muda, itu kunci kesuksesan negara ini. Untuk kemerdekaan yang sesungguhnya. Kunci itu sekarang masih diasah, dibentuk, dan diuji. Kami takut kunci itu membuka pintu yang salah, seperti beberapa pendahulunya yang penuh dengan kemunafikan. Kami ingin pemuda itu menjadi kunci yang membuka pintu sehingga dunia tahu apa Indonesia. Negara termasyur yang pernah ada di muka bumi. Bahagai rakyatnya, dipandang dan dihormati dunia.

Kunci itu harus terus belajar, berprestasi, dan berkarya untuk kemakmuran negeri. Tidak usah berbelit, cukup melakukan hal yang bermanfaat. Jika terus berkembang, insya allah kunci itu bisa menjadi pahlawan di masa yang akan datang. Selamat Hari PAHLAWAN. MERDEKA!

Kamis, 05 November 2015

Malam Dingin

2.55 AM
Jumat, 6 November 2015

Malam ini begitu mencekam
Nafas dingin terasa di nadi
Udara panas begitu membara
Padahal tadi siang masih sempat mendung mendayu

Terasa cobaan itu menantang
Kepada mereka yang selalu siap berjuang
Tak ingin kalah dari penderitaan
Kami hanyalah manusia yang selalu berserah kepadamu

Tolonglah... kami hanya manusia biasa.