Jumat, 05 Juli 2013

Puisi dari Seberang

Sebelumnya, aku dan dia (selanjutnya dibaca : kami). Berhubungan melalui ponsel dari pertemuan di akhir bulan Juni lalu. Kami menjadi lebih akrab, sampai akhirnya mencoba lebih dekat. Yah, lebih dekat dari kata "dekat" yang kalian kenal. Kisaran awal bulan Juli, kami mencoba bertukar ide. Sebuah ide khayalan yang dirangkai melalui kata. Mungkin kalian biasa mendengar puisi. Tema yang bebas. Sampai akhirnya aku mengirimkan ini pada 5 July 2013 tengah malam.

6 July 2013, aku mendapat balasan dari dia di seberang sana. 



Remaja Malam
Malam yang kelam. Aku diam terpaku menjadi saksi bisu aksi anarkis mereka yang lengah.
Diamku seakan menjadi psikolog yang tiada henti memikirkan mereka yang terlunta-lunta, terbawa ombak liar. Terseret hembusan angin malam yang mengamuk, mengajak mereka hancur.
Sesalku sealu terlintas saat kupejamkan mata ini, seakan tidurku menjadi sebuah PR yang entah bagaimana menyelesaikannya.
Rumit, tanpa rumus.

Lewat sebaris perkataan yang terbesit dalam hati, mencoba untuk kurangkai. 
Sungguh aku tak bisa diam membisu. Menggenggam kesesalan, kemalangan terhadap mereka yang pergi jauh.
Jauh ke puri kahyangan.

-by: Mega Permatasari


Dari gambaran di kepalaku. Dia mencoba mendiskripsikan kehidupan remaja jaman sekarang. Remaja yang hilang akan arah, menjadi manusia semena-mena. Mendeskripsikan mereka yang hidup lebih merdeka dimalam hari. Memang itu meresahkan. Itu masalah kita bersama. Itu gambaran dariku, Apa gambaran kalian mengenai puisi dari dia??


2 komentar:

Adityar mengatakan...

Wah, si akang mah udah main tuker-tukeran puisi aja sama si teteh. Hahaha. Jago si teteh mah bikin puisi. Dalem gitu. Kayak kebingungan dan kelelahan pada mainstream buruk gitu. Mencoba menebak-nebak ke mana masa depan akan membawa kehidupan mereka gitu. Terus kayak, terus kayak, pasrah gitu. Nggak bisa ngelakuin apa-apa, jadi cuma ngeliat masa depan dengan tenang dan pasrah gitu.

Rista mengatakan...

WAAAAAAAHHHHHHHH!! *brb sms teteh* *habis pulsa* aduh, titip pesan sama teteh kak, ndda pulsaku-_-v